Ayat Renungan:
Roma 8: 28, “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”
1 Korintus 10: 13, “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”
Kitab Roma 8: 28 merupakan sebuah ayat pamungkas dan ampuh buat siapa saja yang mau menetapkan di dalam hidupnya bahwa proses Tuhan bukanlah hal yang menakutkan, mengerikan dan membuat orang memilih mundur. Tapi sebenarnya proses Tuhan adalah kesempatan untuk kita dimurnikan dan disiapkan untuk menerima berkat-berkat yang lebih besar lagi dan untuk kita menjadi lebih dewasa. Jadi, ada banyak sekali keuntungan dari melalui proses dari Tuhan atas hidup kita.
Selain itu, proses Tuhan juga menandakan bahwa kita cukup matang untuk siap ke level berikutnya. Dan saat kita berhasil melalui proses Tuhan, kita akan sampai pada akhir yaitu siap menerima berkat-berkat yang sudah disiapkan untuk kita. Dari renungan pagi ini, kita akan belajar tentang bagaimana Tuhan bekerja di dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi semua orang (Roma 8: 28). Dan kita juga akan belajar bagaimana Tuhan bekerja di tengah proses hidup kita, sebagaimana disampaikan dalam Yeremia 18: 1-6, dimana sebuah bejana tanah liat yang rusak bisa dibentuk kembali menjadi indah.
Dalam proses pembentukan, bisa saja ada beberapa hal yang kurang pas. Sehingga penjunan itu mulai menghancurkan, menyatukan tanah-tanah liat tersebut dan membentuknya menjadi sesuatu yang lebih indah. Kalau tanah ini bisa berbicara, tentu saja dia akan menangis dan kecewa selama melalui proses menyakitkan itu. Hal ini sama seperti ketika Tuhan memproses hidup kita dengan mengizinkan kita melalui berbagai hal yang menyakitkan, kita bisa saja kecewa, marah dan bahkan mundur dari pelayanan. Tapi sama seperti tanah liat ini, ketika dia mau dibentuk dan tidak mengeraskan hatinya maka dia akan mudah dibentuk dan menjadi bejana baru yang lebih indah. Lalu apa yang bisa kita pelajari dari proses pembentukan ini?
Pertama, Tuhan punya kedaulatan atas setiap kita. Karena Dia lebih tahu yang terbaik untuk hidup kita. Jadi apapun proses yang Tuhan izinkan terjadi atas kita, mari menerimanya sebagai kedaulatan Tuhan.
Kedua, setiap proses Tuhan disertai dengan kekuatan. Dalam 1 Korintus 10: 13 berkata, “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” Jadi Tuhan akan selalu sediakan jalan keluar atas persoalan hidup kita. Jangan pernah takut dengan berbagai proses yang datang melanda hidup kita, sebaliknya izinkan Tuhan menyelesaikan proses itu dalam hidup kita untuk menghasilkan emas murni yang berharga melalui kita.
Ketiga, setiap proses Tuhan itu sakit dan tidak mengenakkan. Namun rasa sakit ini tak akan pernah bisa dibandingkan dengan hasil yang akan kita dapatkan. Karena itu, tinggallah tetap di dalam proses Tuhan.
Hari ini, mari memegang satu pesan yang bisa menguatkan kita hari-hari ini: Jadilah emas yang murni bukan barang palsu. Sehingga hidup kita memiliki nilai yang mahal dan banyak dicari orang.
Action: Di bulan terakhir di tahun 2023 ini, mari menjawab pertanyaan ini: Apa proses paling menyakitkan yang sudah kita lalui sepanjang tahun ini? Jika kamu masih mengalami proses yang sulit belakangan ini bagaimana responmu? Ambil waktu beberapa menit untuk mengundang Tuhan masuk ke dalam hatimu dan izinkan Dia bekerja untuk mendatangkan kebaikan melalui hidupmu.
Ayat Hafalan: Roma 8: 28, “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”
Hak cipta @Maria Kaesmetan